- Posted by : Regina sevila putri | XI PSPT 4
- on : August 07, 2025
Pendidikan Berbasis Minat dan Bakat: Menumbuhkan Potensi Emas Anak
Setiap anak memiliki potensi unik. Howard Gardner (1983), pakar pendidikan dari Harvard, menyatakan bahwa kecerdasan manusia tidak hanya satu, melainkan terdiri dari berbagai jenis seperti logis, musikal, interpersonal, dan kinestetik. Maka dari itu, tidak semua anak belajar atau unggul dalam bidang yang sama.
Namun sayangnya, sistem pendidikan kita masih terlalu menekankan standar nilai akademik. Anak yang tidak menonjol dalam matematika atau bahasa sering dianggap “kurang pintar”, padahal bisa jadi mereka unggul di bidang lain yang tak terlihat oleh sistem.
🎯 Menyesuaikan Pendidikan dengan Anak, Bukan Sebaliknya
Pendekatan berbasis minat dan bakat membantu siswa belajar sesuai keunikan mereka. Ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek, di mana pembelajaran harus berpihak pada siswa dan memberi ruang bagi eksplorasi serta diferensiasi.
Anak-anak yang belajar sesuai minat dan bakat cenderung:
• Lebih termotivasi
• Tidak mudah stres
• Percaya diri dan berkembang secara seimbang
🔧 Langkah Nyata yang Bisa Dilakukan
Mengutip Kemendikbud (2022), sekolah perlu:
• Mengadakan asesmen minat dan bakat sejak dini
• Memberikan ragam pilihan kegiatan (proyek, ekstrakurikuler, dll)
• Menerapkan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual
• Menumbuhkan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila, seperti mandiri, kreatif, dan gotong royong
Di sisi global, OECD (2021) menegaskan pentingnya membangun pendidikan abad ke-21 yang menyiapkan siswa untuk masa depan, bukan masa lalu. Mereka mendorong pendekatan learner agency—di mana siswa memiliki suara dan pilihan dalam proses belajar mereka.
✅ Kesimpulan
Pendidikan bukan sekadar mencetak siswa berprestasi akademik, melainkan menumbuhkan setiap potensi emas yang dimiliki anak. Jika sekolah dan lingkungan sekitar mendukung minat serta bakat mereka, maka anak-anak akan tumbuh menjadi individu yang bahagia, percaya diri, dan siap menghadapi dunia nyata.
📚 Referensi:
Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences
Kemendikbudristek RI. (2022). Panduan Implementasi Kurikulum Merdeka & Profil Pelajar Pancasila
OECD. (2021). Future of Education and Skills 2030: OECD Learning Compass
🙋♀️📍Disusun oleh
- Ervina Dwitania | XI AK 2